Abstract
Ritus Lero Batsir dilakukan oleh masyarakat Desa Wermatang dengan tujuan untuk memintah turunnya hujan bagi mereka disaat musim kemarau tiba. Ritus Lero Batsir dikenal secara nasional seperti pawang hujan yang mampu untuk menurunkan bahkan dapat menyetop turunnnya hujan. Hal tersebut dapat dilakukan di Desa Wermatang karena pada dasarnya pola kehidupan masyarakat desa masih berlandaskan pada adat istiadat yang masih kental, sehingga ritus lero batsir bagi mereka ialah sebuah tindakan yang akan mengghidupkan mereka pada saat musim kemarau. Kegiatan ini yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wermatang terus menerus dan jarang ditemukan diseluruh desa yang berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar melainkan hanya dilakukan oleh masyarakat Wermatang, karena mereka menganggap bahwa lero batsir memiliki kekuatan untuk mendatangkan hujan. Tujuan dari penelitian ini yaitu bagaimana proses ritus lero batsir itu dilakukan sehingga disebut sebagai kearifan budaya bagi masyarakat Wermatang. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan secara lengkap dan mendeskripsikan setiap proses ritus lero batsir. Warisan budaya dari para leluhur yang telah meninggal sejak dulu yang masih terus dipelihara dan dilestarikan. Terdapat nilai-nilai sosial yang hidup di tengah masyarakat yang mesti diketahui dan dilestarikan serta dilaksanakan yaitu nilai penghormatan kepada leluhur, nilai rasa syukur, nilai penyembahan, nilai ketaatan dan kesetiaan, nilai kebersamaan dan persekutuan, nilai saling menghormati antar warga, nilai penyucian diri dan nilai kasih.