Abstract
Permasalahan menyusui umumnya menjadi penyebab dihentikannya pemberian ASI (AirSusu Ibu), durasi pemberian ASI menjadi lebih singkat dan secara dini dilakukan upaya untuk menggantikanatau memberikan suplementasi menggunakan susu formula atau Makanan Pendamping ASI (MPASI). Berdasarkan studi terdahulu, pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan pendekatan tertentu ternyata mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan menyusui dan kepercayaan diri ibu dalam memberikan ASI pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari dilakukannya konseling dan penyuluhan mengenai permasalahan menyusui yang dilakukan saat trimester akhir kehamilan terhadap pengetahuan, motivasi, dan kemampuan menyusui selama satu bulan pertama pasca persalinan.Metode: Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu dan Puskesmas Kendalkerep mulai darikurun waktu Desember 2013 – April 2014. Rancangan penelitian yang dipakai adalah penelitian eksperimental dengan membagi sampel ke dalam dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang mendapatkan konseling melalui kunjungan rumah dan kelompok penyuluhan yang terdiri dari masing-masing jumlah responden 23 orang. Penelitian melakukan penilaian hasil kuesioner pretest dan posttest mengenai pengetahuan dan motivasi menyusui serta pengamatan/observasi langsung kemampuan menyusuinya dengan praktik menyusui. Analisis data dilakukan dengan uji t-test dan uji Mann-Whitney (univariat dan bivariat), serta analisis multivariat menggunakan ANCOVA (Analysis of Covariance).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik konseling maupun penyuluhan mengenai permasalahan menyusui yang diberikan pada trimester akhir kehamilan secara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan menyusui selama satu bulan pertama pasca persalinan dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Namun, jika dibandingkan antara konseling dan penyuluhan maka diantara keduanya tidak ada perbedaan yang bermakna. Sedangkan terkait motivasi menyusui dan kemampuan menyusui tidak didapatkan perbedaan pengaruh pada kedua kelompok perlakuan secara signifikan. Walaupun dari hasil rerata nilai, tampak bahwa rerata nilai motivasi dan observasi kemampuan menyusui pada kelompok konseling lebih baik daripada kelompok penyuluhan.