Abstract
Kalangan Reformed konservatif cenderung bersikap curiga dan bermusuhan terhadap berbagai pengalaman iman yang sifatnya pribadi dan subjektif. Teologi Reformed yang berakar pada karya Calvin telah dianggap mengutamakan akal budi dan rasionalitas semata. Mencermati perkembangan zaman, kalangan Reformed perlu menyadari bahwa dunia sedang berhadapan dengan sebuah era, yakni era pascakebenaran. Era pascakebenaran, yang sering ditempatkan hanya dalam konteks politik, ternyata mempunyai dampak pula terhadap dinamika iman. Era pascakebenaran ini telah membuat rasionalitas dan hal-hal yang sifatnya objektif menjadi kurang lagi menarik. Unsur misteri dan kekaguman dalam iman yang sifatnya subjektif justru perlu mendapatkan tempatnya. Menghadapi era yang demikian, makalah ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa karya Calvin, terutama Institutes dan tafsiran Mazmurnya, tidak bersikap bermusuhan terhadap pengalaman pribadi. Justru karya Calvin tidaklah lepas dari pengaruh tulisan mistik dan bahkan menunjukkan keterbukaan terhadap pengalaman religius. Dengan keterbukaan Calvin yang demikian, doa mistik Karl Rahner dapat menjadi sebuah sarana bagi kalangan Reformed konservatif untuk menghadirkan aspek misteri dan kekaguman dalam iman.