FUNGSI PENDIDIKAN TERHADAP MANUSIA PERSPEKTIF FILSAFAT

Abstract
Manusia merupakan makhluk yang paling unik, sehingga sangat menarik untuk dikaji. Disadari ataupun tidak kita seringkali mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendasar seperti “apakah tujuan hidup kita?.” Pertanyaan ini biasanya disebut dengan pertanyaan eksistensial. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa cara yang dapat ditempuh baik melalui dogma-dogma agama yang tertuang dalam teks-teks suci keagamaan maupun melalui metode ilmiah atau sains atau kita melakukan penalaran filsafatis. Bila kita mencari jawabannya melalui dogma-dogma agama maka jalan ini tidak akan membawa pada kepuasan intelektual karena Religions way of knowledge yang seringkali tidak menggunakan argumentasi yang kritis di samping dominannya klaim kebenaran (truth claim) apalagi bila kita dihadapkan dengan pluralitas paham keagamaan, maka hal ini akan membawa kita kepada kebingungan. Sedangkan jika kita melalui jalan sains maka jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang positivistik, alih-alih mengungkapkan sisi kemanusiaan kita yang dinamis malah yang terjadi adalah gambaran manusia yang operasionalistik-mekanistik dan ini akan mereduksi kompleksitas dimensi keberadaan manusia. Untuk mengantisipasi kedua hal di atas maka kita dapat menggunakan penalaran filsafatis, karena filsafat dapat mengatasi cara berpikir dogmatik dari agama dan cara berpikir positivistik dari sains, dengan tidak menafikan fungsi dari agama dan sains.