KETERJANGKAUAN TARIF RETRIBUSI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA BATU DENGAN METODE WILLINGNES TO PAY

Abstract
Interaksi yang kuat antara individu dengan penyedia layanan sanitasi merujuk pada peningkatan Kesehatan dan kontribusi masyarakat dan dapat diterapkan sebagai konep peningkatan layanan sanitasi  Pengaruh dari kualitas layanan sanitasi buruk, terutama di perkotaan dapat mencemari lingkungan, selain itu keberadaan limbah domestik yang mengandung mikroorganisme patogen dapat menularkan berbagai jenis penyakit apabila masuk ke dalam tubuh manusia. Sehingga, untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut, perlu adanya pengelolaan limbah. Kota Batu merupakan kota dengan perkembangan yang cukup pesat, terutama dengan jumlah penduduk yang mencapai 205.788 jiwa. Adapun sumber dana pengelolaan limbah salah satunya berasal dari retribusi. Salah satu retribusi yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah kota adalah retribusi penyedotan kakus. Perhitungan tarif retribusi pembersihan atau penyedotan kakus di Kota Batu dilakukan berdasarkan Pedoman Penyusunan Tarif Retribusi SPALD, dengan mempertimbangkan hasil perhitungan WTP yang berasal dari persepsi masyarakat. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, tarif retribusi terbagi menjadi tiga kelompok tarif, yaitu kelompok tarif rendah dengan rentang harga sebesar Rp. 280.000 – Rp. 470.000, kelompok tarif sedang Rp. 312.000 – Rp. 502.000, dan kelompok tarif tinggi Rp. 343.200 – Rp. 533.200. Hal tersebut masih sesuai dengan hasil perhitungan WTP, dimana menunjukkan bahwa rata-rata WTP dari pengelolaan sanitasi sebesar Rp.287.258,06.