SEBARAN, POTENSI INTRODUKSI, DAN PENGENDALIAN IKAN BERBAHAYA/INVASIF DAN BERPOTENSI INVASIF DI YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

Abstract
Pengendalian penyebaran ikan berbahaya, invasif dan berpotensi invasif di Indonesia terutama bertumpu pada pelarangan lalu lintas ikan pada pintu pemasukan dan pengeluaran, belum terhadap peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat. Di lain pihak, regulasi yang mengatur lalu lintas ikan tersebut minim dan upaya penegakan hukum terhadap perdagangan dan budidayanya belum maksimal. Akibatnya 78 jenis ikan berbahaya dari total 152 yang dilarang masuk ke Indonesia tersebar di pusat perdagangan ikan hias dan perairan umum. Sehingga edukasi kepada publik perlu ditingkatkan sejalan dengan perbaikan regulasi melalui pemetaan sebarannya sebagaimana dilakukan dalam studi ini. Survei dilakukan di Yogyakarta dan sekitarnya untuk menginventarisir penyebaran spesies target di lokasi perdagangan ikan hias dan mendapatkan gambaran persepsi responden terhadap pelepasliaran. Penelitian ini menemukan bahwa peran manusia signifikan dalam introduksi ikan asing pada habitat baru, tercermin dari propagule pressure, yang dianalisa dengan statistika bayesian, pada 8 dari total 29 spesies target mencapai lebih dari 100 individu. Ditemukan Atractosteus spatula, Pygocentrus nattereri, dan Arapaima gigas yang berbahaya bagi manusia, diperdagangkan dengan persentase sebaran masing-masing 41 %, 30 %, dan 13 %. Analisa varian dua arah menunjukkan responden yang berlokasi mandiri menyediakan lebih banyak jenis ikan target (p