Abstract
Orang Sunda cenderung dikenal sebagai masyarakat yang tinggal di pedalaman/dataran tinggi. Masyarakat Sunda adalah salah satu etnis yang ada di Nusantara, dan termasuk etnis kedua terbesar jumlah penduduknya setelah etnis Jawa. Masyarakat Sunda dapat dikatakan merupakan penduduk yang tinggal di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten. Ciri umum masyarakat Sunda adalah berbahasa Sunda dan memiliki budaya Sunda. Penelitian ini ingin membuktikan, apakah benar orang Sunda itu perantau? Artikel ini membatasi objek penelitian pada carita pantun Sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan carita pantun, dapat diperoleh kesimpulan bahwa para tokoh utama dalam cerita melakukan perjalanan (merantau) dengan berbagai tujuan, yaitu mencari wilayah untuk mendirikan kerajaan baru, mencari pendamping hidup (istri), menyelamatkan dari penculikan, dan peperangan untuk memperluas kekuasaan kerajaan. Sundanese tend to be known as people living in hinterland as well as highland region. They are an ethnic group native to Indonesia. As ethnic group, they are Indonesia's second most populous ones, after the neighboring Javanese. They have traditionally been concentrated in the provinces of West Java and Banten. Their general characteristics include Sundanese language and culture. The research aims to prove whether Sundanese carried on a wanderer tradition. The journal focuses on Carita Pantun as its research object. A descriptive analytic with a qualitative approach has been used as the basic method of the research. In reference to Carita Pantun, it leads to a conclusion that the main characters in Carita Pantun wander for purposes, that is, managing to establish a new kingdom, looking for a life companion, escaping from kidnappers, and serving a war of expanding empire.