Abstract
Dakwah tentang pengurangan sampah sangat penting dilakukan mengingat persoalan sampah masih menjadi problem bersama yang belum terselesaikan solusinya. Namun, tidak banyak para pendakwah yang melakukan dakwah dengan tema lingkungan, pengurangan sampah khususnya. Hanan Attaki sebagai pendakwah muda yang memiliki banyak pengikut, melakukan inovasi dakwah dengan mengkampanyekan program less waste sebagai materi dakwah. Tulisan ini merupakan studi kasus pada dakwah yang dilakukan Hanan Attaki di komunitas pemuda Bandung. Tulisan ini membahas tentang dua hal, pertama tentang inovasi dakwah yang disampaikan oleh Hanan Attaki kepada para pemuda untuk menanggulangi permasalahan sampah di kota Bandung, kedua tentang proses program less waste mampu memaksimalkan peran pemuda. Penulis menggunakan pendapat Al-Bayanuni dalam kitab Al-Madkhal Ila Ilmi Dakwah dalam menganalisis. Hasil studi menunjukkan bahwa inovasi dakwah Hanan Attaki dilakukan dengan membuat program less waste merupakan tindakan awal dalam pengaplikasian materi yang disampaikan kepada pemuda kota Bandung. Less waste dijadikan sebagai gaya hidup baru bagi para pemuda Bandung. Para pemuda diajarkan cara meminimalisir dan mengelola sampah organik dan anorganik. Sehingga, program less waste dapat membuat pemuda Bandung terlibat mengambil peran dalam isu lingkungan sekaligus mengatasinya secara langsung, serta mampu mengubah gaya pemuda yang suka nongkrong di cafe menjadi nongkrong di masjid. Da'wah about waste reduction is very important considering the problem of waste is still a common problem whose solution has not been resolved. However, not many preachers carry out preaching on the theme of the environment, especially waste reduction. Hanan Attaki as a young preacher who has many followers innovates da'wah by campaigning for a less waste program as a material for da'wah. This paper is a case study on the da'wah carried out by Hanan Attaki in the Bandung youth community. This paper discusses two things, first about the da'wah innovation conveyed by Hanan Attaki to youths to overcome the waste problem in the city of Bandung, second about the process of the less waste program capable of maximizing the role of youth. The author uses Al-Bayanuni's opinion in the book Al-Madkhal Ila Ilmi Dakwah in analyzing. The results of the study show that Hanan Attaki's innovation in preaching by creating a less waste program is the first step in the application of the material presented to the youth of Bandung. Less waste is used as a new lifestyle for Bandung youth. The youth are taught how to minimize and manage organic and inorganic waste. Thus, the less waste program can make Bandung youths involved in taking part in environmental issues as well as addressing them directly, as well as being able to change the style of youth who like to hang out in cafes to hang out in mosques.