Abstract
Peran penting seorang ayah yang berlangsung seumur hidup dalam kehidupan anak adalah mencintai, melatih dan menjadi teladan. Ayah sebagai peletak dasar awal yang membentuk kepercayaan diri terhadap lingkungan. Kajian Fathering dalam pengasuhan anak usia dini berupaya mengembalikan posisi ayah kepada fitrahnya sebagai seorang pemimpin. Penelitian ini bertujuan mengetahui praktek Fathering yang dilakukan oleh para ayah dalam keluarga komunitas pekerja rumah sakit yang memiliki jam kerja cenderung tidak normal sehingga dapat menjadi hambatan dalam melakukan proses pengasuhan yang ideal bagi anak-anak mereka. Dengan metodologi penelitian Deskriptif Kualitatif dengan pendekatan psikologis diperoleh data bahwa para ayah dalam komunitas keluarga pekerja Rumah Sakit Abdul Manap di Kota Jambi belum sepenuhnya memahami arti penting Peran Ayah (Fathering) dalam pengasuhan anak usia dini, ditunjukkan dengan hasil wawancara 17 orang subyek diukur dengan Skala Sikap Ayah (Fathering Profile) mayoritas memberikan jawaban “sesekali”dan hasil skor yang diperoleh para subyek semua berada pada level “Average to Low” yaitu berada pada kisaran menengah cenderung rendah. Hasil penelitian dianalisa melalui pendapat para ahli, diperkuat penjelasan dalam Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah ﷺ agar menjadi wacana baru bagi sumbangsih pendidikan anak usia dini di era 4.0 dimana orang tua dituntut mendidik anak sesuai dengan zamannya. Generasi Platinum (Gen Z) dengan orang tua Milenial yang berada dalam pusaran arus informasi bebas, berkarakter terbuka, butuh ruang bicara dan didengarkan. Para ayah membutuhkan wawasan dan ilmu untuk terlibat lebih banyak dalam pengasuhan. Praktek mencintai, melatih dan menjadi contoh yang berlangsung seumur hidup dapat diterapkan dengan meningkatkan intensitas dialog ayah dan anak.