Abstract
CV. Cahaya Mulia merupakan UKM pengecoran logam alumunium yang pada awalnya memproduksi wajan alumunium, seiring dengan perkembangan waktu dan menurunnya permintaan wajan alumunium. UKM ini merubah produksinya dengan membuat komponen mesin perkakas berupa pulli, tutup oli, tempat bearing, tutup parutan kelapa, propeler, dan lain-lain. Proses produksi komponen tersebut dilakukan dengan menggunakan cetakan logam dan cetakan tanah. Aktivitas produksi proses pencetakan komponen dengan menggunakan layout yang lama mengalami kendala yakni terjadinya proses pengentalan cairan logam yang disebabkan jarak perpindahan dari tungku peleburan menuju cetakan tanah yang terlalu jauh. Proses tersebut mengakibatkan berat setiap komponen tidak sama, sehingga harga jual produksinya tidak dapat memberikan keuntungan yang optimal. Penataan tata letak fasilitas produksi pengecoran logam dengan melakukan pendekatan tungku peleburan logam alumunium dengan cetakan tanah dirasa sangat efisien dan dapat meningkatkan kapasitas produksi. Pemanfaatan oli bekas sebagai bahan bakar pada tungku peleburan logam alumunium dapat mempercepat proses peleburan dan mengurangi biaya produksi sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan. Hasil analisis harga pokok produksi (HPP) tungku peleburan logam berbahan bakar oli bekas sebesar Rp 38.462. Cetakan Alumunium tersebut dijual pada UKM alat perkakas dengan harga Rp 45.000 per Kg, sedangkan untuk penjualan pada eceran sebesar Rp 50.000. Keuntungan yang didapatkan dengan penggunaan tungku peleburan logam (refraktori) berbahan bakar oli bekas sebesar Rp 6.538 per Kg pada UKM alat perkakas dan sebesar Rp 11.538 pada penjualan eceran. Total keuntungan yang didapatkan untuk peleburan logam sebesar 180 Kg sebesar Rp 1.000.333 pada UKM alat perkakas dan sebesar Rp 1.765.333 pada penjualan eceran. Kata Kunci : Bahan bakar oli bekas, cetakan tanah dan cetakan logam, harga pokok produksi, tata letak, tungku peleburan logam (refraktori).