Abstract
Babak Agni Pariksha (percobaan api atas Sita) di dalam kisah Ramayana telah menginspirasi banyak sastrawan Indonesia di dalam menghasilkan karya-karya sastra. Selama ini kajian mengenai karya yang terinspirasi oleh Agni Pariksha sudah banyak dilakukan, tetapi belum ada yang menggunakan pendekatan sastra bandingan feminis. Di samping itu, masih terdapat keraguan mengenai keterlibatan laki-laki di dalam feminisme dan/atau kritik terhadap sistem patriarki. Penelitian ini menggunakan pendekatan sastra bandingan feminis terhadap tiga sajak: Asmaradana karya Subagio Sastrowardoyo, Sita Sihir karya Sapardi Djoko Damono, dan Sepucuk Surat Sita Sebelum Labuh Pati karya Soni Farid Maulana. Pembacaan cermat dan analisis isi dilakukan atas ketiga sajak untuk menyibak makna laten bernuansa feminisme sembari dibandingkan dengan kisah asli Ramayana. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa ketiga sajak mengkritik representasi ideal dari konstruksi relasi gender heteroseksual di dalam sistem patriarki yang terbangun dari kisah Ramayana. Temuan ini memberikan bukti bahwa laki-laki pun dapat mengajukan kritik terhadap sistem patriarki dari posisi mereka sebagai laki-laki dan sekaligus mengartikulasikan pandangan mereka yang koheren dengan gerakan feminisme[A Comparative Feminist Approach on the Variety of Re-writing Sitas Agni Pariksha in Three Indonesian Poems] Agni Pariksha (Sitas Fire Ordeal) in Ramayana has inspired many Indonesian writers. Previous studies on the writings inspired by Agni Pariksha in Indonesian literature have never used feminist comparative literature approach. Moreover, there have been doubts on the involvement of men in feminism and/or in criticizing patriarchy. This study used feminist comparative literature approach on three Indonesian poems: Asmaradana by Subagio Sastrowardoyo, Sita Sihir by Sapardi Djoko Damono, and Sepucuk Surat Sita Sebelum Labuh Pati by Soni Farid Maulana. These poems were close read and analyzed using content analysis to reveal their potential profeminism messages whilst also compared to the story of Ramayana. This study found that the three poems criticize the ideal representation of heterosexual gender relation construction in the patriarchal system based on the story of Ramayana. The findings suggest that men are able to give criticism towards the patriarchal system from their subject position as men while at the same time also articulate their pro-feminism stance.Keywords: Agni Pariksha; feminist comparative literature; existentialist feminism; subject question;subject in situation