Abstract
Secara historis, Nabi melakukan pengajaran membaca al-Qur’an kepada sahabat dengan talaqqi untuk memudahkan dalam mempraktikan al-Qur’an yang di ucapkan oleh Nabi. Namun di era milineal seperti saat ini di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo mempraktikan pengajaran al-Qur’an menggunakan metode talaqqi online, melalui video call aplikasi Imo dan Skype. Aplikasi ini bisa mempertemukan seseorang dilayar kaca handphone meski dalam tempat yang berbeda. Penelitian ini menggunakan kajian living Qur’an, yang berusaha menampilkan pola sosial terhadap al-Qur’an. Fokus kajian dalam penelitian ini ada dua, yaitu: bagaimana motif talaqqi itu tetap terjadi? dan apa yang melatar belakangi pergeseran praktik tallaqi tersebut? Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama, di dasari oleh keyakinan bahwa para penghafal al-Qur’an memiliki derajat istimewa di sisi Allah. Selain itu, mereka juga berkeyakinan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang agung dan harus tetap dijaga. Kedua, pergeseran itu terjadi karena adanya kecanggihan teknologi yang merubah sebagian besar tatanan kehidupan, termasuk pendidikan al-Qur’an. Kendala geografis antara guru dan murid masih bisa ditolong dengan menggunakan aplikasi Imo dan Skype.