Elisitasi Flavonoid menggunakan Kitosan pada Kultur Kalus Ginseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.)

Abstract
Ginseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.) sering dimanfaatkan dalam pengobatan herbal karena mengandung flavonoid yang berkhasiat sebagai antivirus, antiinflamasi, kardioprotektif, antidiabetes, antikanker,dan antioksidan. Kultur in vitro adalah teknik yang dapat meningkatkan produksi metabolit sekunder melalui elisitasi. Elisitasi metabolit sekunder dengan menggunakan kitosan dapat digunakan untuk menghasilkan flavonoid dan bekerja langsung pada enzim kunci penghasil flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kitosan dan durasi elisitasi terhadap biomassa kalus dan akumulasi flavonoid. Inisiasi kalus T. paniculatum dilakukan menggunakan eksplan daun yang diinokulasi dalam media MS dengan penambahan 3 mg/L kinetin dan 2 mgL 2,4-D. Kalus berusia 58 hari (fase early stasioner) dielisitasi dengan variasi konsentrasi kitosan 0, 50, 150, dan 200 ppm dan durasi elisitasi 0, 24, 48, dan 96 jam. Ekstraksi kalus menggunakan metanol 96% dilanjutkan analisis secara kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan KLT. Peningkatan konsentrasi dan durasi elisitasi kitosan secara umum menyebabkan penurunan biomassa kalus (0,051-0,066 g/g BK) dibandingkan kontrol (0,067 g/g BK). Selain itu, peningkatan konsentrasi dan durasi elisitasi kitosan berpengaruh terhadap peningkatan akumulasi flavonoid berdasarkan luas noda KLT (0,082 - 0,1178) cm2 dibandingkan kontrol (0,0785 cm2). Konsentrasi dan durasi elisitasi kitosan yang optimal meningkatkan biomassa kalus (0,068 g/g BK) adalah kitosan konsentrasi 150 ppm selama 24 jam (K2W1) sedangkan akumulasi flavonoid optimal (0,1178 cm2) dan intensitas warna noda KLT bernilai 5 (kuning kehijauan gelap) pada perlakuan kitosan 150 ppm selama 48 jam (K2W2).