Korupsi dari Perspektif Etika Kristen: Aspek Potensi Korupsi dan Upaya Gereja Meminimalisir Perilaku Korupsi

Abstract
This study aims to find aspects of the potential for corruption in the church and how to minimize this corrupt behavior. The method used is the descriptive qualitative method. By collecting literature in the form of books and journals related to corruption, corrupt behavior, church and corruption, and Christian ethics - using the tools Publish or Perish, and VOS viewer. Information collected and synthesized to find potential aspects of corruption in the church, namely: Pastors from business backgrounds, church financial management that is not transparent, the Church becomes a place for money laundering, hedonic/materialistic lifestyles of pastors and assemblies, and the existence of prosperity theology. The church's efforts to minimize corrupt practices are: Pastors do not do business, the Church forms a foundation that manages church businesses, transparent church financial management is audited using a public accountant, emphasizes a simple lifestyle, and correct biblical-theological education through interpretation (hermeneutic exegesis) and not misinterpretation (eisegesis hermeneutic). This effort is carried out in awareness of the consequences, obligations, and responsibilities of Christians who have high ethical-moral standards, namely the Bible. Abstrak:Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan aspek potensi korupsi dalam gereja dan cara meminimalisir perilaku korupsi tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan mengumpulkan literatur-literatur berupa buku-buku dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan korupsi, perilaku korupsi, gereja dan korupsi, dan etika kristen - menggunakan alat bantu Publish or Perish, dan VOSviewer. Informasi yang dikumpulkan dan disintesis sehingga menemukan aspek potensi korupsi dalam gereja yaitu: Pendeta dari latar belakang pebisnis, pengelolaan keuangan gereja yang tidak transparan, Gereja menjadi tempat pencucian uang, gaya hidup hedonis/materialistik pendeta dan majelis, dan adanya teologi kemakmuran. Upaya gereja untuk meminimalkan praktek korupsi yaitu: Pendeta tidak berbisnis, Gereja membentuk Yayasan yang mengelola bisnis gereja, pengelolaan keuangan gereja secara transparan diaudit menggunakan seorang akuntan publik, menekankan gaya hidup sederhana, dan pendidikan teologi alkitabiah yang benar melalui penafsiran (eksegesis hermeneutic) dan bukan penafsiran yang keliru (eisegesis hermeneutic). Upaya ini dilakukan dalam kesadaran akibat, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai orang-orang Kristen yang memiliki standar moral etis yang tinggi yaitu Alkitab.