Abstract
Dalam perdagangan komoditas pertanian yang efisien maka harga yang terjadi di kota kabupaten maupun antar kota kecamatan bahkan sampai desa akan terintegrasi, dan pergerakan harga akan bersifat simetri. Pada kenyataannya dalam dunia agribisnis ada kekuatan pasar oligopoli (pedagang besar propinsi) yang mengendalikan harga. Kekuatan pasar dapat pula ditentukan oleh kekuatan monopsoni ataupun oligopsoni (para pedagang besar kabupaten) karena memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perubahan harga di tingkat eceran di kota kabupaten terintegrasi dengan perubahan harga di tingkat petani di desa. Metoda penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu analisis integrasi pasar dan transmisi harga. Elastisitas transmisi menghitung apakah laju perubahan harga di tingkat eceran akan ditransmisikan ke tingkat petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan elastisitas transmisi, laju perubahan harga di tingkat petani lebih kecil daripada laju perubahan harga di tingkat pengecer, baik untuk pasar local kecamatan maupun pasar pusat kabupaten. Berdasarkan nilai IMC (index of market conection), nilainya lebih besar dari satu artinya pasar di tingkat petani pada kecamatan contoh kurang terintegrasi dengan pasar lokal kecamatan dan pasar pusat di kabupaten. Kata kunci : Integrasi harga, transmisi harga, kopi