Biopelet dari Eceng Gondok, Sekam, Dedak, Serbuk Gergaji dan Tongkol Jagung Ditinjau dari Komposisi Terhadap Kualitas Biopelet

Abstract
Sebagian besar kebutuhan bahan bakar dipenuhi dari bahan bakar fosil dengan berbagai kegunaan untuk mendukung kegiatan masyarakat. Namun, ketersediaan bahan bakar saat ini semakin berkurang, terutama bahan bakar fosil. Biopellet merupakan bahan bakar biomassa padat dengan kerapatan dan keseragaman ukuran yang lebih baik daripada biomassa. Variabel yang mempengaruhi kesempurnaan pembakaran, ukuran partikel, dan karakteristik material. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bio pellet yang memenuhi standar SNI 8021-2014. Hasil penelitian untuk komposisi campuran eceng gondok, serbuk gergaji, dan tongkol jagung dapat diketahui bahwa kualitas pellet terbaik terdapat pada komposisi campuran eceng gondok 50% : 50% serbuk gergaji dan diameter 8 mm. pellet dengan kadar air 2,41%, kadar abu 2,02 %, zat terbang 63,98%, kadar karbon 31,59%, dan nilai kalor 5148,334 (kal/gr). Untuk campuran sekam padi dan dedak, komposisi 60% sekam padi: dedak 40% dan pellet diameter 9 mm dengan nilai kalor 5517,0128 (cal/gr), kadar air 8,81%, karbon tetap 9,10%, zat mudah menguap 78 0,77%, dan kadar abu 3,32%. Serta untuk komposisi campuran 70% tongkol jagung : hasil torefikasi tongkol jagung 30% dengan diameter pellet 8 mm, nilai kalor 5.271.7799 (cal/gr), kadar air 5,99%, abu kandungan 3,13%, kandungan volatile matter 72,06%, dan kandungan karbon terikat 18,83%. Dimana pellet tersebut telah mencapai Standar Nasional Indonesia 8021-2014.