Perencanaan Pintu Otomatis Saluran Tersier Rawa Pasang Surut Terantang Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan

Abstract
Kebutuhan pangan terutama beras terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi lain ketersediaan pangan terbatas sehubungan dengan terbatasnya lahan yang ada untuk bercocok tanam, teknologi, modal dan tenaga kerja, sehingga defisit penyediaan bahan pangan masih sering terjadi di negeri ini.Agroekosistem lahan rawa faktor pembatas yang menjadi kendala bagi pertumbuhan tanaman adalah genangan air atau banjir, kekeringan lahan pada musim kemarau, sifat fisik, sifat kimia, dan kesuburan tanah kurang baik akibat adanya lapisan pirit, dan intrusi garam sehingga hasil produksi kecil.Pengaruh air asin yang terjadi pada lahan rendah dengan seringnya terjadi pembilasan oleh air pasang surut yang masuk ke dalam lahan akan mengurangi tingkat keasaman bahkan mungkin sampai bersifat netral, untuk meningkatkan ketahanan dan hasil pertanian pangan daerah irigasi rawa dapat dilakukan dengan membuat atau mengubah sistem tata air dua arah menjadi satui arah, karena dengan sistem satu arah dapat mempercepat proses pembilasan pada lahan yaitu air masuk dan keluar pada saluran tersier yang berbeda maka dibuat air pintu otomatis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan,wawancara dengan instansi terkait, masyarakat. Data primer berupa dimensi saluran, tinggi air pasang, sedangkan data sekunder berupa hidrologi, topografi, dan luas lahan. Objek studi adalah Daerah Rawa Unit Terantangdengan wilayahnya meliputi Desa Karang Buah, Desa Karang Indah, Desa Karang Bunga, dan Desa Karang Dukuh. Lokasi studi hanya mencakup daerah rawa pasang surut unit Terantang pada ray 19 dan 20 Desa Karang Dukuh Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala. Sistem Tata Air yang ada pada Daerah Irigasi Unit Terantang sesuai pengamatan lapangan adalah tipe garpu dengan kolam pasang. Tidak ada aliran mati ataupasang tidak sampai pada saluran tersier Kunyit maupun Kentang. Desain pintu air otomatis ini adalah berbentuk bujur sangkar kemiringan 10o, ukuran tinggi dan lebar 0,76 m, tinggi engsel pintu sama dengan tinggi tabat atau sama dengan tinggi untuk mempertahankan kebutuhan air di sawah 10 cm yaitu sebesar 1,25 m. Adapun nilai h didapat 0,73 m, ketinggian ambang pintu 0,5 m, tinggi lubang saluran pemberi dan keluar adalah 0,75 m. Pintu air otomatis berdasarkan hasil perhitungan dalam studi ini dapat menjamin pola aliran satu arah dengan beda tinggi (Δh) 0,01 m antara muka air di hilir dan di hulu pintu sudah terbuka, dan pada Δh sebesar 0,00 m maka pintu akan tertutup.