Abstract
Bunga matahari (Halianthus annuus L.) adalah bunga yang banyak dikomsumsi oleh masyarakat dunia. Bagian yang dikomsumsi dari bunga matahari adalah biji dari bunganya. Biji bunga matahari memiliki banyak kandungan bermanfaat di dalamnya, seperti nilai gizi yang tinggi, menjadi sumber nutrisi lemak tak jenuh yang baik, protein, senyawa anorganik, vitamin E, senyawa fitokimia, dan kandungan zat fenolik yang tinggi, terutama asam klorogenik (CGA) yang muncul dalam bentuk kompleks atau terikat dengan protein. Antioksidan adalah molekul yang dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses oksidasi bahan kimia lainnya. Pengujian antioksidan di laboratorium pada umumnya menggunakan metode pembersihan radikal DPPH atau peredaman radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl). Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan nilai IC50 dengan satuan µg/mL. IC50 merupakan nilai yang menunjukan kemampuan penghambatan proses oksidasi sebesar 50% suatu konsentrasi sampel (ppm). Hasil dari analisis dan review beberapa jurnal diketahui bahwa biji bunga matahari memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding biji wijen dan buah purnajiwa, tetapi lebih rendah daripada buah zaitun, kelapa, dan biji kopi robusta.