Abstract
Latar Belakang: Perilaku merokok sudah meluas pada seluruh kelompok masyarakat baik secara global maupun nasional, termasuk pada remaja. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat merupakan pendidikan utama untuk remaja awal, sehingga perlu mewujudkan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah. Metode: Penelitian menggunakan deskriptif analitik dan observasi dengan pendekatan cross-sectional. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji cobakan di sepuluh sekolah. Populasi penelitian ini sebanyak 86 sekolah di Kabupaten Madiun. Wawancara dilakukan pada penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok di SMP. Penanggung jawab tersebut bisa pada jabatan kepala sekolah, wakil, guru, atau humas. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan implementasi kawasan tanpa rokok dengan ketersediaan sumber dana dengan p-value 0,004 dan dukungan sarana prasarana dengan p-value 0,001. Sedangkan tidak ada hubungan antara implementasi Kawasan Tanpa Rokok dengan ketersediaan sumber daya manusia dan dukungan kebijakan. Kesimpulan: Implementasi Kawasan Tanpa Rokok di SMP dan sederajat masih belum maksimal, karena masih terdapat siswa, guru, dan karyawan yang berperilaku merokok di lingkungan sekolah