Jejak-jejak Permukiman Kuno Di Kawasan Teluk Semangka, Propinsi Lampung

Abstract
The Gulf is an area of water jutting inland and is often used as a port. In the 15th century — 17 M the Gulf of Semangka was passed by a sea-trading route before heading to Teluk Betung. However, this region is rarely mentioned in historical sources even though the ancient settlements have been found in the upstream of the Way Semangka since in the 10th century, so the absence of historical records in the downstream area or the gulf of Semangka becomes an important problem to solve. Through a descriptive reasoning method with geoarchaeological surveys and interviews, there were found 15 ancient settlements in the gulf of Semangka area as well as on a floodplain by leaving ceramic fragments from the 19 — 20 century. Results indicated that the settlement allegedly was built by the initial settlers of the Saibatin clan whose inhabiting the Gulf of Semangka through a short-haul river, and cross the ridge. The gap of settlement chronology between upstream and downstream is indicated due to the environmental vulnerability in this region as a result of its position on the active-control of Semangka fault.  Keywords: Ancient settlement, the gulf of Semangka, Tanggamus.    Abstrak Teluk merupakan wilayah perairan yang menjorok ke daratan dan seringkali dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Pada abad ke-15-17 M wilayah Teluk Semangka dilewati sebagai jalur perdagangan sebelum menuju Teluk Betung. Meskipun demikian, wilayah ini jarang sekali disebut dalam sumber sejarah, padahal permukiman kuno telah ada di bagian hulu Way Semangka sejak abad 10 M. Absennya catatan sejarah di wilayah hilir atau teluk Semangka menjadi masalah yanng menarik. Melalui metode penalaran deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei geoarkeologi dan wawancara, ditemukan 15 titik permukiman di kawasan Teluk Semangka dan sekaligus berada pada dataran limpahan banjir. Artefak yang ditemukan dominan berupa fragmen keramik abad ke19--20 M. Hasil penelitian mengindikasikan permukiman tersebut sebagai sebaran dari pemukim awal marga saibatin yang mendiami wilayah Teluk Semangka yang datang dari hulu di wilayah Liwa melalui sungai Semangka yang curam dengan jarak pendek, melintasi hutan dan punggung bukit. Jauhnya rentang kronologi permukiman antara hulu dan hilir diindikasi karena faktor kerentanan lingkungan akibat bencana karena lokasinya dipengaruhi oleh kontrol aktif sesar Semangka. Kata kunci: Permukiman kuno, Teluk Semangka, Tanggamus