Eco-Theology dalam Kisah Penciptaan

Abstract
The world is currently faced with a serious problem that determines the survival of humankind and the universe, namely the environmental crisis. The crisis can be caused by two factors: environmental factors or human factors. Various perspectives are used to be able to find the root of the problem, including religion in it. In Christianity, issues related to this are discussed in eco-theology. This article intends to examine eco-theology based on the creation story. The method used is qualitative research, where the description of the phenomena found is used as a background to the problem, which will then be discussed in depth through biblical literature studies from books, journals, and other sources related to the topic of discussion. The result is that chaos is a reality rejected by Allah. The presence of Christians must bring order to the natural surroundings. This will show the authenticity of the Christian faith. Obedience to the mandate of creation is a form of human responsibility at the end of time. Those who are obedient will enjoy God's Kingdom, both now and in the future. Abstrak Dunia saat ini sedang diperhadapkan pada satu persoalan serius yang menentukan keberlangsungan hidup umat manusia dan alam semesta, yakni krisis lingkungan. Krisis tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor: faktor lingkungan atau faktor manusia. Berbagai perspektif digunakan untuk bisa mencari akar permasalahannya, termasuk agama di dalamnya. Dalam kekristenan, permasalahan yang berkaitan dengan hal ini dibahas dalam eco-theology. Artikel ini hendak meneliti tentang eco-theology berdasarkan kisah penciptaan. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dimana pemaparan akan fenomena yang ditemukan dijadikan sebagai latar belakang masalah, yang kemudian akan dibahas secara mendalam melalui kajian literatur secara biblika dari buku-buku, jurnal, maupun sumber-sumber lain yang berkaitan dengan topik bahasan. Hasil yang didapat adalah bahwa kekacau balauan adalah realitas yang ditolak oleh Allah. Kehadiran orang Kristen harus menimbulkan keteraturan pada alam sekitarnya. Hal inilah yang akan menunjukkan kesejatian iman Kristen. Ketaatan akan mandat penciptaan merupakan wujud pertanggungan jawab manusia di akhir zaman nanti. Mereka yang taat akan menikmati Kerajaan Allah, baik sekarang maupun yang akan datang.