Abstract
Etnis Batak merupakan penduduk asli Provinsi Sumatra Utara, yang masih memegang teguh tradisi dan adat istiadatnya, seperti, upacara perkawinan, upacara kematian, tarian, lagu daerah, logat, bahasa daerah, makanan khas dan berbagai macam tradisi lainya. Etnis Batak adalah salah satu etnis di Indonesia yang bersifat geneologis-patrilinear menarik garis keturunan dari pihak laki-laki atau pihak ayah ditandai dengan pemberian marga. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan preferensi politik etnis Batak di Gereja HKBP Kota Pangkalpinang pada pemilihan DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019 dan menggambarkan bentuk polarisasi dukungan jemaat gereja. Penelitian ini menggunakan teori Ferdinand Tonnies tentang paguyuban (Gemeinschaft) dan patembayan (Gesellschaft). Teori ini menjelaskan pada dasarnya kelompok masyarakat terdiri dari Paguyuban dan Patembayan. Patembayan mempunyai ciri-ciri Intimate, Private dan Exclusive yang mempengaruhi preferensi politik dan membentuk polarisasi dukungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun data primernya diproleh dari hasil wawancara dengan informan yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari Jemaat Gereja HKBP Kota Pangkalpinang di antaranya, perwakilan dari Ibu, Batak, pemuda, dan pemudi dan calon DPRD keturunan Batak memeluk agama Kristen. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang preferensi politik Etnis Batak pada pemilihan DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019 studi pada Jemaat Gereja HKBP Kota Pangkalpinang dipengaruhi beberapa hal, yaitu: etnis, marga, agama, asal daerah dan sumber daya manusia. Dalam perspektif Paguyuban (Gemeinshaft) dan Patembayan (Gesellschaft), polarisasi dukungan etnis Batak (jemaat gereja) terbagi menjadi tiga bentuk. Ketiga bentuk tersebut yaitu, memilih calon etnis Batak yang menganut agama Kristen, memilih calon non-Batak menganut agama Kristen dan memilih calon non-Batak dan non-Kristen.