PRODUKTIVITAS, EFISIENSI, DAN BIAYA PENEBANGAN SILVIKULTUR INTENSIF PADA SATU PERUSAHAAN DI KALIMANTAN TIMUR

Abstract
Saat ini, produksi kayu dan keanekaragaman hayati hutan alam di Indonesia semakin menurun. Sejak tahun 2005, Kementerian Kehutanan berupaya meningkatkan produksi kayu melalui sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) meliputi pengaturan penebangan, persiapan lahan, dan penanaman. Penelitian ini mempelajari produktivitas, efisiensi, dan pengusahaan hutan di Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas teknik penebangan secara konvensional berkisar antara 33,4 – 39,7 m3/jam dengan rata-rata 36,4 m3/jam, lebih tinggi dari teknik penebangan berdampak rendah yang berkisar antara 28,3 – 36,23 m3/jam dengan rata-rata 32,8 m3/jam. Efisiensi penebangan pada teknik penebangan secara konvensional bervariasi antara 84,3 – 88% dengan rata-rata 86,56% lebih rendah dari teknik penebangan berdampak rendah yang bervariasi antara 88,5 – 90,12% dengan rata-rata 89,36%. Biaya penebangan teknik penebangan secara konvensional bervariasi antara Rp 1.712 – Rp 2.023/m3 dengan rata-rata Rp 1.893/m3, lebih rendah dari teknik penebangan berdampak rendah yang berkisar antara Rp 1.884 – Rp 2.412/m3 dengan rata-rata Rp 2.104/m3. Teknik penebangan berdampak rendah pada sistem TPTII membutuhkan biaya tambahan dan menurunkan produktivitas, namun dapat meningkatkan efisiensi penebangan. Di samping itu, penebangan berdampak juga rendah dapat meningkatkan keuntungan sebesar Rp 321,57 juta setahun.