Abstract
Pembangunan suatu wilayah dapat diukur dari sisi obyektif maupun subyektif. Kebahagiaan merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat dari sisi subyektif.. Berdasarkan data BPS pada tahun 2014, PDRB per kapita di Propinsi Yogyakarta merupakan terendah di Pulau Jawa, akan tetapi berdasarkan indeks kebahagiaan Propinsi Yogyakarta merupakan propinsi dengan indeks kebahagiaan tertinggi. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut determinan apa yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan di Propinsi Yogyakarta. Ukuran kebahagian seseorang biasanya diukur dengan tingkatan dari mulai tidak bahagia, bahagia, sangat bahagia. Dalam analisis statistik, ukuran bertingkat ini merupakan skala pengukuran ordinal. Model yang umum digunakan dalam regresi logistik ordinal adalah Proportional Odds Model. Dengan menggunakan data IFLS5 tahun 2014-2015 dilakukan pemodelan regresi logistik ordinal pada determinan tingkat kebahagiaan di Propinsi Yogyakarta. Hasil dari model yang diperoleh variabel yang signifikan mempengaruhi tingkat kebahagiaan di Propinsi Yogyakarta yaitu variabel usia, status perkawinan dan pendidikan. Berdasarkan nilai odds rasio dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi usia individu di Propinsi Yogyakarta cenderung lebih tidak bahagia Sedangkan jika dilihat dari status perkawinan individu dengan status kawin cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan individu yang tidak kawin. Begitu juga untuk variabel pendidikan, individu dengan kategori pendidikan tertinggi perguruan tinggi cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan individu dengan kategori pendidikan tertinggi sekolah dasar.