Abstract
Dokumen Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) dihasilkan dari proses rekayasa kebutuhan dan merupakan tahapan yang kritis pada pengembangan perangkat lunak. Kesalahan yang terjadi pada proses rekayasa kebutuhan akan mempengaruhi ketidakberhasilan produk tersebut. Dokumen SKPL sering kali ditulis dengan bahasa alamiah. Salah satu karakteristik spesifikasi kebutuhan yang baik adalah lengkap. Kualitas spesifikasi kebutuhan bisa dinilai berdasarkan pernyataan kebutuhan atau dokumen kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan yang lengkap secara jelas mendefinisikan semua situasi yang dihadapi sistem dan dapat dipahami tanpa melibatkan atau terkait pada kebutuhan lain. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model klasifikasi pendeteksian ketidaklengkapan kebutuhan pada dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak yang ditulis dengan bahasa alamiah. Penelitian ini membuat corpus kebutuhan yang berisi pernyataan kebutuhan lengkap dan pernyataan kebutuhan tidak lengkap. Corpus ditulis secara manual oleh tiga orang ahli. Dari Corpus akan dilakukan ekstraksi fitur, pemilihan fitur yang valid, dan pembangkitan kata kunci. Nilai performansi Gwet’s AC1 digunakan untuk mengetahui apakah classifier yang dibangun dapat diandalkan dan dapat mendeteksi adanya ketidaklengkapan pada dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak.Berdasarkan hasil ujicoba dengan menggunakan kombinasi metode adaboost dan C4.5 diperoleh rata-rata indek kesepakatan pada level moderate dengan nilai tertinggi 0.52 pada saat penggunaan enam fitur teratas. Enam fitur teratas yang paling berpengaruh antara lain bad_jj, bad_rb, jml_kt_penegasan, jml_kt_penghubung, bad_prp dan jml_kt_negatif.