Abstract
ABSTRAKTujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan diantara konsumen di daerah pedesaan dan perkotaan dalam mengkonsumsi bahan makanan utama, dan terutama menelusuri seberapa jauh konsumsi di masing-masing lokasi (desa dan kota) tergantung pada uang tunai dan pasar (cash or market dependency) untuk pemenuhan konsumsi bahan makanan tersebut. Data dianalisis dari SUSENAS 1993, BPS, Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan akan uang tunai dan pasar berhubungan erat dengan jumlah konsumsi bahan makanan yang akan dibeli. Terdapat perbedaan nyata antara konsumen di daerah pedesaan dan perkotaaan, dimana konsumen di pedesaan memiliki angka ketergantungan uang tunai dan pasar yang lebih rendah daripada konsumen di perkotaan. Asumsi lama dan klasik yang menyatakan bahwa penduduk di pedesaan kebanyakan adalah petani subsisten (yang dapat memproduksi untuk dikonsumsi sendiri) sudah tidak berlaku lagi. Walaupun demikian masih didapati bahwa seringkali rumahtangga di pedesaan menjual bahan makanan berkualitas lebih baik yang diproduksinya, sehingga uang hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk membeli kualitas yang lebih rendah, yang berarti memaksimumkan konsumsi dari segi kuantitas. Hasil penelitian ini menyiratkan pentingnya pengambil keputusan menyadari perbedaan antara penduduk desa dan kota tersebut. Studi semacam ini apabila ditunjang oleh studi perilaku marketed dan marketable surplus dapat membantu pembuat kebijaksanaan di bidang pengadaan dan distribusi pangan. Studi ini juga membantu memperjelas adanya perilaku ketergantungan pada uang tunai dan pasar yang berbeda pada rumahtangga di daerah desa dan perkotaan.