Abstract
Lokasi Batam sangat strategis karena terletak di rute perdagangan internasional dan terletak di pusat segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT). Mempertimbangkan meningkatnya permintaan lahan di Pulau Batam, Pemerintah Kota Batam telah memperluas area melalui proses reklamasi untuk kawasan industri dan komersial lainnya. Proses reklamasi secara signifikan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan di Pulau Batam. Kondisi kerusakan akan semakin parah sehingga akan menyebabkan buruknya kualitas perairan akibat pencemaran perairan pesisir dan laut. Salah satu area reklamasi adalah Tering bay. Reklamasi teluk Tering saat ini dalam kondisi dengan kualitas air yang sangat buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengelolaan kawasan teluk Tering yang berkelanjutan, mengingat reklamasi merupakan kegiatan yang menjadi kebutuhan masyarakat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). PLS digunakan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara variabel laten dalam reklamasi pantai, serta membentuk model konstruktif. Sementara itu, metode AHP berguna untuk menentukan skala prioritas penanganan pengelolaan kawasan reklamasi pesisir yang berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai reklamasi berkelanjutan diperlukan pengelolaan yang baik. Manajemen meliputi: peningkatan peran masyarakat, pemerintah daerah, sektor swasta dan pengetatan peraturan. Namun, manajemen harus memperhatikan proses erosi dan abrasi dengan mempertimbangkan bahwa wilayah ini memiliki gelombang laut yang cukup kuat. Abstract Batam's location is very strategic as it lies on international trade routes and is located in the center of Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT) growth triangle. Considering the increasing land demand in Batam Island, Batam City government has expanded the area through reclamation process for industrial and other commercial area. Reclamation process has significantly impacted the deterioration of environmental quality in Batam Island. The condition of the damage will become more severe so that it will cause the poor quality of waters due to pollution of coastal and marine waters. One of the reclaimed areas is Tering bay. The reclamation of the Tering bay is currently under conditions with very poor water quality. The purpose of this research is to study the management of Tering bay area which is sustainable, considering the reclamation is an activity that become the society need.The method used in this research using Partial Least Square (PLS) and Analytical Hierarchy Process (AHP) method. PLS is used to determine whether or not there is a relationship between latent variables in coastal reclamation, as well as forming a constructive model. Meanwhile, AHP method is useful to determine the priority scale of handling management of coastal reclamation area sustainable.The results show that to achieve sustainable reclamation requires good management. The management includes: increased role of community, local government, private sector and tightening of rules. However, the management should pay attention to the process of erosion and abrasion with considering that this region has a strong enough sea waves.