Abstract
Marriage is a holly and sacred bond. Hence, before getting married, spouses should make good preparations and considerations by having pre-wedding counseling in order that the marriage will be harmonious and long lasting without divorce ending. This is based on a field research on pre-wedding counseling known as suscatin held by KUA, Kec. Pontianak Timur, and that by GKKB Jemaat Pontianak. Both pre-marriage counseling programs are differently applied but they have common purposes: providing marital guidance, description, and preparation in order that spouses can maintain their harmonious marriage: sakinah, mawadah, and rahmah.Keywords: Pre-wedding Counseling, KUA Kec. Pontianak Timur, GKKB Jemaat Pontianak. Abstrak Pernikahan adalah sebuah ikatan yang suci dan sakral. Sebelum mengikat sebuah ikatan yang suci tersebut, para calon suami-isteri harus mempersiapkan sematang-matangnya. Banyak sekali pasangan suami-isteri menikah, akan tetapi kehidupan keluarganya tidak berlangsung dengan harmonis, bahkan terjadi perceraian. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan, arahan, dan konseling sebelum melakukan sebuah pernikahan tersebut. Tujuannya adalah supaya para calon pasangan suami-isteri tersebut sudah siap untuk membina sebuah keluarga yang sakinah. Tulisan ini merupakan hasil dari penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analitik. Kursus pra-nikah di KUA Kec. Pontianak Timur dikenal dengan istilah Suscatin, sedangkan di GKKB Jemaat Pontianak dikenal dengan istilah konseling pra-nikah. Pelaksanaan kursus pra-nikah diantara keduanya memiliki perbedaan dan persamaan masing-masing. Perbedaannya lebih kepada hal yang teknis, sedangkan persamaanya terletak dari tujuan diadakannya kursus pra-nikah tersebut, yaitu memberi arahan, gambaran persiapan, bimbingan, dan konseling kepada calon pasangan suami-isteri untuk dapat membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.Kata Kunci: Kursus, Pra-Nikah, KUA Kec. Pontianak Timur, GKKB Jemaat Pontianak