Abstract
ABSTRAK Luas area dan produksi lada di Provinsi Lampung terus berkurang dari tahun ke tahun dan terancam punah jika tidak segera dilakukan penanganan secara serius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengelolaan faktor internal usahatani terhadap produktivitas lada di Provinsi Lampung yang diharapkan dapat memberikan manfaat dalam penyusunan kebijakan pengembangan lada ke depan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Lampung Utara, Lampung Timur, dan Way Kanan, mulai bulan Maret sampai Desember 2014. Kajian ini menggunakan metode survei dan wawancara dengan bantuan kuisioner terstruktur dengan jumlah petani sampel 180 orang yang distratifikasi berdasarkan: a) petani yang pernah menanam lada tetapi saat ini tidak lagi menanam lada; b). petani yang menanam lada dengan introduksi teknologi minimal (konvensional dan seadanya); dan c) petani lada yang menanam lada dengan rekomendasi paket teknologi Badan Litbang Pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan faktor internal usahatani lada yang mempengaruhi produksi lada di Lampung adalah luas areal, pemupukan NPK Phonska, pemupukan SP36, dan penerapan pola tanam lada monokultur. Upaya peningkatan produksi lada di Lampung dapat ditempuh melalui penambahan luas areal lada yang didukung dengan penanganan intensif melalui penerapan teknologi budidaya dengan benar seperti pemupukan NPK Phonska, SP36, dan penerapan pola tanam lada monokultur. Perkembangan harga lada yang relatif baik pada dua tahun terakhir dapat dijadikan momentum untuk kebangkitan kembali perladaan di Lampung. Dukungan inovasi teknologi perlu ditingkatkan melalui pendampingan dan pengawalan penerapan SOP disertai peningkatan akses petani terhadap input produksi terutama ketersediaan pupuk. Kata kunci : lada, faktor teknis, sosial-ekonomi, produktivitas   ABSTRACT  Area and pepper production in Lampung were decreased from time to time and potential to become extinct if it isn’t immediate treatment seriously. The study were to analyze the effect of internal factors of farming management on pepper productivity in Lampung Province which is expected to provide benefits for preparing pepper development policy in the future. The study was conducted in North Lampung, East Lampung, and Way Kanan regency, from January to December 2014. The study used survey methods and interview with structured questionaire with sample of 180 people which are stratified by: a) farmers who have planted pepper but he is not planting pepper anymore; b) farmers growing pepper with conventional technology introduction; and c) farmers who plant pepper with recommendations technology package of IAARD. The results showed that technically of internal pepper farm management factors that affect on pepper production in Lampung is acreage, NPK Phonska, SP36 fertilization, and application of pepper monoculture cropping. Efforts to increase pepper production in Lampung could be achieved through the addition of pepper acreage supported with intensive handling pepper plants through cultivation technology properly such as NPK Phonska fertilization, SP36 fertilization, and the application of pepper monoculture cropping. The development of a relatively good price of pepper last two years should be a momentum for the revival pepper in Lampung. Support technological innovation needs to be improved through the assistance and support on the implementation of SOP accompanied by an increase farmers' access to production inputs especially fertilizer. Keywords: pepper, technical factor, socioeconomic factor, productivity