Optimasi Jalur Distribusi Sayuran Daun Segar menggunakan Metode Saving Matriks (Studi Kasus: Keboen Bapak)

Abstract
Perkembangan teknologi dan peningkatan permintaan sayuran daun segar dengan kualitas tinggi membuat perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan daya saing terutama kualitas produknya. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan daya saing dan mempertahankan kualitas sayuran daun segar adalah faktor distribusi. Pendistribusian produk kepada konsumen harus dilakukan secara efektif dan tepat waktu. Hingga kini, penentuan rute pendistribusian produk Keboen Bapak kepada konsumen masih ditentukan secara subyektif berdasarkan pengalaman courier, sehingga dapat menyebabkan proses distribusi yang kurang efisien. Masalah ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan vehicle routing problem (VRP). Metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah VRP adalah metode saving matrix, sedangkan metode yang dapat digunakan untuk menentukan urutan konsumen yang akan dikunjungi adalah metode nearest insert dan nearest neighbor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rute distribusi optimum produk Keboen Bapak kepada konsumen yang menjadi pelanggan tetap Keboen Bapak dengan menggunakan metode saving matrix, nearest insert dan nearest neighbor dalam 3 kasus berbeda. Hasil penelitian menunjukkan optimasi rute distribusi dengan menggunakan metode nearest insert dan nearest neighbor menunjukkan hasil yang sama. Pada kasus A, rute paling optimum adalah gudang – Borma Kiaracondong – Borma Riung Bandung – Borma Cipadung – Borma Cinunuk – gudang (rute IA) dengan jarak tempuh sebesar 43,4 km, dan gudang – Borma Setiabudi – Borma Dakota – gudang (rute IIA) dengan jarak tempuh sebesar 21,3 km. Rute optimum pada kasus B adalah gudang – Borma Cikutra – Prama Babakan Sari – Borma Cijerah – Borma Gempol – Borma Kerkof – Prama Banjaran – gudang (rute IB) dengan jarak tempuh sebesar 74,7 km, dan gudang – Borma Cikutra – gudang (rute IIB) dengan jarak tempuh sebesar 4 km. Sedangkan pada kasus C rute optimum adalah gudang – Prama Babakan Sari – Borma Cipadung – Borma Cinunuk – Borma Gempol – Borma Kerkof – gudang (rute IC) dengan jarak tempuh sebesar 68,4 km, dan gudang – Borma Dago – gudang (rute IIC) dengan jarak 6,4 km. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh Keboen Bapak dalam penentuan rute distribusi, sehingga proses distribusi dapat terlaksana dengan optimal.